Laporan
Praktikum ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
Aditya Satriya Nugraha
Mahasiswa
Program Magister Ilmu Biomedik
Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya
1.
Pendahuluan
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) adalah suatu teknik biokimia
yang terutama digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran
antibodi atau antigen dalam suatu sampel. Dalam pengertian sederhana, sejumlah
antigen yang tidak dikenal ditempelkan pada suatu permukaan, kemudian antibodi
spesifik dicucikan pada permukaan tersebut, sehingga akan berikatan dengan
antigennya. Antibodi ini terikat dengan suatu enzim, dan pada tahap terakhir,
ditambahkan substansi yang dapat diubah oleh enzim menjadi sinyal yang dapat
dideteksi. Dalam ELISA fluoresensi,
saat cahaya dengan panjang gelombang tertentu disinarkan pada suatu
sampel, kompleks antigen/antibodi akan berfluoresensi sehingga jumlah antigen
pada sampel dapat disimpulkan berdasarkan besarnya fluoresensi denan
menggunakan spectrofotometer.
Spectrofotometer adalah
sebuah alat yang dapat mengukur jumlah dari cahaya yang menembus sumuran dari
microplate. Kompleks antigen-antibodi yang kita buat pada well mcroplate akan
memberikan perubahan warna pada cairan tersebut, sehingga akan memberikan
optical density yang berbeda. Optical density dapat dinyatakan meningkat atau
menurun berdasarkan pengenceran material standart, sehingga akan menghasilkan
kurva dose-response yang nantinya akan digunakan untuk mengestimasi kadar
protein tersebut.
Dalam penggunaan sehari-hari ELISA bisa
digunakan unruk melabel suatu antigen atau mengetahui antibody yang ada dalam
tubuh. Apabila kita ingin mengetahui antigen apa yang ada di dalam tubuh, maka
yang diendapkan adalah antibody-nya, begitu pula sebaliknya.
2.
Tujuan
a.
Menerapkan metode ELISA dengan benar
b.
Mengetahui hasil ikatan antigen-antibodi spesifik
3.
Metode
Bahan utama yang dipakai adalah Antibody anti-uPar, BSA, PBS, Coating
Buffer, PBS-Tween, Alumunium foil, Anti-Rabbit igG, TMB, H2SO4.
Langkah
–langkah ELISA :
1)
Siapkan plate ELISA dan Plate Layout
2)
Coating antigen
a.
Serum: coating buffer = 1: 1 @ 100µl
b.
BUngkus dengan alumunium foil
c.
Inkubasi dalam suhu 40 selmalam
d.
Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x @ 3
menit @ 100 µl
3)
Coating Blocking buffer (supaya menutupi
antigen yang tidak kita inginkan)
a.
1% BSA-PBS @ 100 µl
b.
Bungkus dengan alumunium foil
c.
Inkubasikan selama 1 jam pada suhu
ruangan
d.
Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x @ 3
menit @ 100 µl
4)
Coating antibody primer (mengikat
antigen spesifik yang sudah kita coating sebelumnya)
a.
(Leptin-Rabbun PAb : Blocking Buffer =
1: 500 @ 100 µl
b.
Bungkus dengan alumunium foil
c.
Inkubasikan selama 2 jam pada suhu
ruangan
d.
Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x @ 3
menit @ 100 µl
5)
Coating antibody sekunder (untuk
mengikat antibody spesifik yang supah kita coating sebelumnya, dan memberikan tempat untuk
molekul pewarnanya)
a.
Anti rabbit IgG Biotin conjugate : PBS =
1: 1000 @ 100 µl
b.
Bungkus dengan alumunium foil
c.
Inkubasikan selama 1 jam pada suhu
ruangan
d.
Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x @ 3
menit @ 100 µl
6)
Coating enzim
a.
SAHRP : PBS = 1:1000 @ 100 µl
b.
Bungkus dengan alumunium foil
c.
Inkubasikan selama 1 jam pada suhu
ruangan
d.
Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x @ 3
menit @ 100 µl
7)
Substrat dan Stop solution
a.
Teteskan substrat Tetramethyl benzydine
(TMB) @ 50 µl
b.
Inkubasi selama 30 menit dalam suhu
ruangan
c.
Tambahkan H2SO4 2N
@ 50 µl
d.
Inkubasikan selama 10 menit pada suhu
ruangan
8)
Baca dengan ELISA reader
4.
Hasil
Standart IL-6
Standard
|
Conc. (ng/ml)
|
OD
|
1
|
1000
|
0.773
|
2
|
100
|
0.298
|
3
|
10
|
0.076
|
4
|
1
|
0.181
|
5
|
0.1
|
0.169
|
6
|
0.01
|
0.248
|
7
|
0.001
|
0.679
|
Pada hasil ELISA ini
didapatkan nilai R2 pada kurva 0,4823, yang artinya tingkat
akurasinya masih rendah, karena untuk mendapatkan akurasi yang baik dibutuhkan
nilai R2 mendekati 1. Karena tingkat akurasinya yang masih rendah, maka
standart ini tidak bisa dipakai dalam pengukuran selanjutnya.
Standart uPAR
Standard
|
Conc. (ng/ml)
|
OD
|
Avg OD
|
log conc.
|
log O.D
|
|
1
|
0
|
0.076
|
0
|
|||
2
|
62.5
|
0.095
|
0.112
|
0.0275
|
1.795880017
|
-1.56067
|
3
|
125
|
0.129
|
0.139
|
0.058
|
2.096910013
|
-1.23657
|
4
|
250
|
0.186
|
0.194
|
0.114
|
2.397940009
|
-0.9431
|
5
|
500
|
0.285
|
0.302
|
0.2175
|
2.698970004
|
-0.66254
|
6
|
1000
|
0.48
|
0.497
|
0.4125
|
3
|
-0.38458
|
7
|
2000
|
0.864
|
0.971
|
0.8415
|
3.301029996
|
-0.07495
|
8
|
4000
|
1.841
|
1.869
|
1.779
|
3.602059991
|
0.250176
|
Dari
standart uPAR tersebut, diketahui R2-nya 0,9994 yaitu mendekati 1,
oleh karena itu kurva ini merupakan kurva yang dapat diterima untuk menghitung
kadar sampel dalam pembelajaran ini.
Korelasi sampel
Nama Sampel
|
Absorbansi
|
Log Absorbansi
|
Log Konsentrasi
|
Konsentrasi (dalam pengenceran)
|
Real Konsentrasi
|
3
|
0.07
|
-1.15490196
|
2.196853996
|
157.3453801
|
3933.634503
|
12
|
0.166
|
-0.779891912
|
2.57718873
|
377.7363072
|
9443.40768
|
16
|
0.058
|
-1.236572006
|
2.114024334
|
130.0242431
|
3250.606077
|
9
|
0.888
|
-0.051587034
|
3.315834651
|
2069.353333
|
51733.83333
|
14
|
0.121
|
-0.91721463
|
2.437916197
|
274.10452
|
6852.612999
|
6
|
0.044
|
-1.356547324
|
1.992345514
|
98.25293076
|
2456.323269
|
5
|
0.044
|
-1.356547324
|
1.992345514
|
98.25293076
|
2456.323269
|
4
|
0.052
|
-1.283996656
|
2.065926312
|
116.3928526
|
2909.821314
|
Dari perhitungan menggunakan kurva uPAR
diatas, didapatkan konsentrasi IL-6 (dalam nano liter) pada masing masing
sampel.
5.
Pembahasan
ELISA
adalah suatu metode yang dikerjakan sebagai sarana mengukur kadar antigen atau
antibodi dalam suatu medium cair, seperti serum atau organ yang telah
dicairkan/dilarutkan. Metode ELISA yang dilakukan dalam praktikum ini merupakan
metode untuk mengukur kadar IL-6 dalam serum pasien. Prinsipnya adalah adanya
ikatan antigen-antibodi yang akan dibaca dengan reaksi enzimatis yang dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan intensitas warna pada larutan. Intensitas
warna ini kemudian akan diukur pada ELISA reader.
Metode
ELISA dengan cara diatas adalah model ELISA indirek atau tidak langsung. Metode
ini menggunakan ikatan antara antibodi primer dengan antibodi sekunder yang
telah dikonjugasikan dengan biotin dan biotin ini akan diikat oleh enzim SAHRP
yang akan bereaksi dengan substrat TMB. Penggunaan model ELISA ini bertujuan
supaya terjadi amplifikasi reaksi enzimatis yang sehingga intensitas warna yang
terjadi akan lebih kuat dan pembacaannya juga lebih mudah.
Secara umum, proses
pelaksanaan langkah-langkah ELISA sudah diterapkan dengan benar dibawah
bimbingan laboran dar Lab.Biomedik, dan semua peserta mengikuti dengan antusias
prosesnya mulai dari awal, namun karena memang keterbatasan alat, tidak semua
mahasiswa mencoba dari awal sampai akhir, dan dilakukan prosesnya secara
bergantian pada tiap-tiap proses.
Karena prosesnya yang
berganti-gantian, didapatkan ketidak akuratan pada hasil standart IL-6,Kemungkinan
penyebab dari ketidak akuratan standart bisa karena kekuatan pipetting dan
akurasi tiap mahasiswa yang tidak sama.Ada yang benar saat pippeting, dan
mungkin saja ada yang kurang benar saat melaksanakannya Oleh karena itu metode
ELISA seharusnya dilakukan oleh 1 orang saja sehingga keakuratan dan kekuatan
dalam melaksanakan langkah-langkah ELISA akan konsisten.
Karena standart IL-6
yang kurang akurat, maka untuk melanjutkan pelatihan digunakan standart sampel
lain yaitu (uPAR) untuk menghitung kadar IL-6 dari sampel. Seharusnya standart
yang digunakan adalah standart yang di-running bersama dengan sampel pada saat
yang sama. Walaupun zat yang diukur
sama, kita tidak boleh menggunakan standart suatu zat dari ELISA sebelumnya
untuk digunakan pada ELISA yang sedang di-running, apalagi menggunakan standart
zat yang berbeda. Kembal lagi pada tujuan pembelajaran praktikum ini, maka hal
tersebut kami lakukan agar proses pembelajaran berjalan sesuai, dan yang
terpenting mahasiswa mengetahui mana yang benar, dan mana yang salah, serta
memahami solusi pemecahan masalahnya.
Untuk
menghitung kadar dari IL-6 digunakan cara regresi linier, sama dengan cara yang
digunakan untuk elektroforesis, namun persamaan garis yang dipakai pada
standart adalah persamaan logaritma. Pertama, absorbansi IL-6 hasil
spectrophotometri dibuat pada tabel pada Ms. Exel. Kemudian dibuat logaritma
dari data absorbansi tersebut dan dibuat logaritma dari standart,lalu dibuatlah
persamaan garis terhadap Log absorbansi dan Log konsentrasi dengan sumbu X
sebagai Log konsentrasi dan sumbu Y sebagai Log absorbansi. Absorbansi dari
sampel selanjutnya juga dibuat logaritmanya. Dengan persamaan garis tersebut,
dapat dihitung dan diketahui logaritma konsentrasi dari IL-6. Berikutnya dibuat
anti-logaritma dari Log konsentrasi IL-6 yang sudah didapatkan, sehingga akan
diketahui konsentrasi IL-6. Namun konsentrasi IL-6 ini adalah konsentrasi dalam
pengenceran 25 kali, sehingga untuk mengetahui konsentrasi IL-6 sesungguhnya
dalam sampel, konsentrasi yang telah kita dapat ini dikali 25.
6.
Kesimpulan
a. Mahasiswa melakukan prosedur ELISA dengan baik
dan menghitung kadar IL-6 dengan memakai regresi linier
b. Diketahui kadar IL-6 dengan standart uPAR pada
sampel 3 adalah 157,35 ng/ml, sampel 12 adalah 377,74 ng/ml, sampel 16 adalah
130,02 ng/ml, sampel 9 adalah 2069,35 ng/ml, sampel 14 adalah 274,1, sampel 6
adalah 98,25, sampel 5 adalah 98,25, dan sampel 4 adalah 116,39
c. Pada praktikum selanjutnya diharapkan mahasiswa
dapat melakukan prosedur dengan lebih akurat lagi dan menghasilkan standart
yang benar sehingga hasil analisanya akan lebih baik lagi.
7 komentar:
Assalamualaikum mas Aditya.. Perkenalkan saya Lingga. Kebetulan saya juga mahasiswa program magister Ilmu Biomedik UB, dan sedang mencari-cari contoh format laporan praktikum ELISA untuk tugas dr. Loeki, sambil mikir "siapa tau ada mahasiswa Biomed UB yang posting laporan di blognya" dan akhirnya nemu blog ini, hehe.. Anyway, salam kenal.. dan mohon izin untuk pake laporan njenengan buat guide. Terimakasih.. :)
salam kenal.. aku surya ambil ilmu biomedik di UGM. makasih yah contoh laporan elisanya.
mas aditya. saya sangat bersyukur sekali menenemukan isi blog yang berguna sekali dalam penyelesaian laporan dari dokter loeki. Semoga hal yang sedikit ini bisa membawa berkah bagi semuanya
Nama : Yusuf Eka Maulana
Asal instansi : Politeknik kesehatan kemenkes Bandung
Mas adit, saya mau minta saran nya.. saya baru mau mencoba analisis prolaktin pake elisa reader.. kira kira apa ya yang harus saya siapkan
mksh sebelumnya
assalamualaikum mas Aditya, sya nida mahasiswa ftp Ub. mas njenegan punya standar elisa sendiri apa dari lab ngeh? sya sedang cari standar elisa untuk IL-6
mas saya mahasiswi analis kesehatan theresiana, mohon izin untuk share artikel yang bermanfaat ini supaya teman -teman dikelas punya referensi dan pandangan lebih. Makasih ya mas.... Gbu
boleh tanya tentang perhitunganny lebih lanjut ngg mas ? soalny aku penelitian tentang elisa tapi kurang paham interpretasi datanya , terimakasih :)
Post a Comment
jangan sungkan-sungkan komentar disini ya, kita sama-sama belajar dan menimba ilmu serta pengalaman