Katepir (Kampung Tempe Kecipir):
Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Inovasi Tempe Kecipir sebagai Komoditas Usaha untuk
meningkatkan Gizi dan Perekonomian Masyarakat di Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
Tempe merupakan bahan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat
Indonesia pada umumnya dan Tulungagung pada khususnya. Tempe yang merupakan
hasil fermentasi mengandung kadar gizi tinggi, sehingga dapat meningkatkan mutu
protein kerakyatan. Selain itu, harganya yang lebih murah dibandingkan sumber
protein lainnya, dan usaha produksi tempe yang banyak diminati di Kabupaten
Tulungagung, sangat berpengaruh pada perekonomian penduduk.
Namun sejak tahun 2008, harga kedelai terus meningkat dari 6000
rupiah menjadi 8500 rupiah (Kompas, 2011). Hal ini pula yang menyebabkan harga
tempe kedelai terus melonjak sehingga minat beli masyarakat terhadap tempe juga
menurun. Banyak dari 151 industri tempe kedelai di Tulungagung yang menekuni
bidang ini mengaku kelimpungan dan kehilangan sebagian besar pembelinya
(Disperindag, Kabupaten Tulungagung, 2010).
Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung mengenal
tanaman kecipir (Psopocarpus
tetragonolobus) karena buah mudanya sering dijadikan sayur dan bahan pecel.
Tanaman kecipir cukup banyak tumbuh liar di pagar-pagar penduduk, dan daunnya
hanya dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Di luar negeri seperti Ghana,
kecipir sudah dibudidayakan secara optimal. Untuk jumlah panen, kecipir lebih banyak
dari kedelai. Tiap satu hektar, kecipir mampu diproduksi sebanyak 2.380 kg/ha
sedangkan kedelai hanya 900 kg/ha (Jatmika, 2003). Hal ini dikarenakan tanaman
ini sangat sesuai dengan daerah tropis dan mudah tumbuh dimana saja. Namun di
Indonesia pemberdayaan kecipir belum dilakukan secara optimal.
Biji tanaman kecipir yang
sudah tua dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan makanan manusia yang bergizi
tinggi, lebih tinggi dari kedelai, bahkanm enurut data dari puskesmas Beji yang mencakup Desa Beji, Desa
Sobontoro dan Desa Serut, Desa Sobontoro memiliki status kesehatan yang lebih
rendah dibandingkan kedua desa tersebut.
Hal ini dikarenakan keadaan ekonomi masyarakat yang masih sangat kurang,
dan sebagian besar penduduknya yang merupakan tamatan SMP serta sebagian besar
pekerjaan wanita di desa sobontoro hanya sebagai ibu rumah tangga dan buruh
tani.lebih tinggi dibandingkan daging sapi dan domba. Berdasarkan direktorat gizi Depkes, kalori
kecipir dalam tiap gram 100 gram adalah 405 kal, daging sapi 190 kal dan daging
domba 206 kal. Protein kecipir 32,80 gram, daging sapi 27 gram, dan daging
domba 17,10 gram. Karbohidrat kecipir 36,5 gram, daging sapi 0 dan daging domba
0. Oleh karena itu, biji kecipir dapat dijadikan alternatif bahan makanan
protein tinggi sebagai sumber asam amino esensial.
Pemandirian masyarakat
desa Sobontoro khususnya ibu rumah tangga dibentuk menjadi individu yang lebih
produktif dengan melakukan pengolahan kecipir untuk diproduksi sebagai tempe
agar dapat menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis. Biji kecipir yang selama ini hanya menjadi limbah
dan tidak dimanfaatkan, membuat harga biji kecipir sangat murah di pasaran,
harganya hanya mencapai 2.000-4.000
rupiah per kilogram, sedangkan kedelai di pasar Tulungagung mencapai
7.000-8.000 rupiah per kilogram (Pasar Desa Bandung Tulungagung). Di harapkan
kedepannya masyarakat yang telah memiliki kemampuan untuk membuat tempe kecipir
dapat mengembangkan keahliannya dan dapat membuat tempe kecipir tidak hanya
menjadi komoditas rumah tangga yang dikonsumsi sendiri tetapi menjadi sentra
industri baru yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Tulungagung.
3 komentar:
cara bikin nya gmana ya kak ? infoo ya :)
untuk biji kecipir saya tanya k penjual di semarang itu 25rb satu kilo, da di bandung penjual eceran 60rb satu kilo. Ini harga perkilo kecipir apakah dapat dipastikan kebenarannya?
Ya kalau harga di pasar tentu dipengaruhi oleh ketersediaan dan kebutuhan barang, oleh sebab itu kita tanam sendiri saja kecipirnya. Budidaya kecipir cukup mudah
Post a Comment
jangan sungkan-sungkan komentar disini ya, kita sama-sama belajar dan menimba ilmu serta pengalaman